bloggermajalengka bloggermajalengka Author
Title: Remaja memang luar biasa
Author: bloggermajalengka
Rating 5 of 5 Des:
Jangan manjakan kehebatan berpikirmu hanya untuk mengurusi cinta, kekasih, terlebih bola. Jangan pula engkau manjaka...

Jangan manjakan kehebatan berpikirmu hanya untuk mengurusi cinta, kekasih, terlebih bola. Jangan pula engkau manjakan kehebatan otakmu untuk sesuatu yang tak berguna. Terlebih engkau gunakan akal cerdikmu hanya untuk menggaet kekasih. Atau memburu wanita tercinta. Sebuah kesia-siaan.
Kini tak sedikit dari golongan kufar dan munafiqin yang dengan segala macam cara merusak keyakinan dalam beragama. Mereka berusaha menebar wacana-wacana keji yang kerap kali menyudutkan islam. Maka ambilah peluang ini untuk memberdayakan kehebatan otakmu. Gunakan akalmu untuk menumbangkan berbagai pemikiran nyelene saudara-saudara muslim yang pemikirannya telah diracuni filsapat barat. Bahkan bila engkau mampu, tolonglah saudaramu dalam syiar. Yang tentunya membutuhkan banyak pemikir-pemikir handal.
Lalu, bagaimana untuk memberdayakan pola pikir itu? Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Nashaihul Ibad mengutip penuturan jumhur para ulama bahwa berpikir itu terbagi ke dalam lima hal.
Pertama: banyak berpikir tentang tanda-tanda yang menunjukkan kekuasan Allah, agar lahir tauhid dan keyakinan kepada Allah yang mantap. Allah Swt berfirman: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (Al An ’aam, 99)
Kedua: Memikirkan segala kenikmatan yang telah Allah anugerahkan, agar lahir rasa cinta dan syukur kepada Allah.  Allah telah berfirman: dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (Huud,3)
Ketiga, berpikir tentang janji-janji Allah, sehingga lahir rasa cinta kepada akhirat. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At Taubah, 111)
Keempat, berpikir tentang ancaman-ancaman Allah, sehingga lahir rasa takut kepada Allah.Allah telah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka” (Ali Imran, 10)
Kelima, berpikir tantang sejauh mana ketaatan kepada Allah, padahal Allah selalu berbuat baik kepadanya, sehingga lahir kegairahan dalam beribadah. Alah telah berfirman: Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Az Zumar.11)
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al Baqarah, 257)

Bila dengan pemikiran engkau mampu berbuat sesuatu yang hebat dan luar biasa, untuk apa memanjakannya?

Kudeta sang pengembara


Manja di dunia  ibarat pergi ke ladang untuk berpangku tangan. Ketika orang-orang menebar benih (mencari ilmu). Mencangkul dan membajak. (beramal sholeh).  Memupuk tanaman (menyempurnakan amal). Mencabit rumput (bertaubat/mengurangi dosa). Yang semuanya berpeluh penat menahan perih, lelah, dan dahaga (penuh pengorbanan). Sementara si manja bersiul ria (banyak bicara). Mencari gubug untuk berteduh (sibuk membangun rumah/istana). Mengipas-ngipas badannya mengusir gerah (bersenang-senang). Lalu terlelap dibelai angin ladang yang menyejukan (cinta dunia dan lupa akhirat).
Manja di dunia juga ibarat orang pergi melaut untuk bersenang-senang. Ketika orang-orang sibuk menebar kail (mencari peluang ibadah). Merentang jaring (syiar dakwah). Menabur umpan (Zakat, infak dan Sodakoh). Menarik beban (berjihad). Hilir mudik (hijrah menuju kebaikan). Sementara si manja  hanya menatap hamparan laut (sibuk memperhatikan dunia). Menghirup udara sejuk (meraup harta). Menatap pulau-pulau yang indah (terpesona syahwat). Dan berkata, “Oh… indahnya!”
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali Imran, 185)
Adakah keinginan hidup di dunia dengan kemaanjaan. Padahal di dunia dalah tempat bercocok amal. Memelihara ikhlas. Memupuk iman. Menyempurnakan ibadah. Dan mengokohkan ukhuwah. Dunia juga tempat menebar kebaikan. Merentang tali persaudaraan. Bersatu dalam barisan jihad. Dan memurnikan ketaatan kepada Allah, rasulNya, Ulama dan para pemimpin yang sholeh.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran, 102)
Biarlah di dunia merasakan segala bentuk kegetiran dan penderitaan hidup. Dari mulai intimidasi, cemoohan, kutukan, penghinaan, sampai dengan penyiksaan bahkan pembunuhan. Asalkan diri ini senantiasa berada lurus di jalan Allah. Bila di syurga kelak penuh kebahagiaan dan kemanjaan yang kekal, mengapa mesti manja di dunia?
Manja dalam hidup adalah tanda kedunguan seorang hamba. Bintik kehinaan. Simbol keterlenaan. Benih penderitaan. Bahkan bekal kesengsaraan. Karena keadilan Allah meliputi kehidupan langit dan bumi. Darat, laut dan angkasa. Bahkan dunia dan akhirat. Bila seorang hamba lebih menyukai kesenangan dan kemanjaannya di dunia. Maka terimalah perlakuan akhirat yang menghinakannya.
Namun bagi orang-orang yang rela berpeluh penat dalam mengumpulkan bekal untuk akhirat.   Maka sudah selayaknya ia menikmati hasil jerih payahnya itu. Segala kesenangan yang tak pernah ia rasakan di dunia, berhak ia rasakan. Segala kemanjaan hidup yang tak pernah dikecapnya, ia pun menikmatinya. Sungguh, beruntunglah ortang yang lebih mengenal hakikat hidup yang sebenarnya. Yakni mereka yang tahu bahwa di dunia hanya mengembara dan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Semoga kita termasuk salah satunya. Amin.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashsash, 77)
Hidup sebuah pilihan. Beruntunglah orang-orang yang memilih Allah sebagai tujuannya. Rasulullah tauladannya. Al Qur’an petunjuk hidupnya. Islam agamanya. Jihad jalan juangnya. Dan mati di jalan Allah adalah cita-cita tertingginya. Sungguh, pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik bagi hambanya. Al Balkhi bertutur:
Beribadahlah kepada Allah seukuran kebutuhanmu pada Allah.
Ambillah dunia (harta) seukuran usiamu hidup di dunia.
Berbuat dosa kepada Allah seukuran kemampuanmu menahan siksa.
Siapkan perbekalan di dunia seukuran kamu tinggal di dalam kubur.
Dan beramalah untuk syurga sesuai dengan tempat yang dituju.
Ya Tuhanku, panjangnya lamunan dalam urusan dunia telah membuat aku tertipu, kecintaan pada dunia telah merusak jiwaku. Setan menyesatkanku. Nafsu amarah membuatku malas beribadah dan membuatku lebih dekat dengan maksiat. Maka, tunjukilah jalan menuju ridloMu ya, Allah!

About Author

Advertisement

Post a Comment

Popular Posts

 
Top